Blog ini membahas seputar konfigurasi dan materi pembelajaran Networking

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Single Area OSPF, yaitu dimana saat melakukan konfigurasi, seluruh router harus berada dalam satu area dengan OSPF.


Suatu AS terdiri dari satu atau beberapa Area. Area adalah system grouping yang digunakan di protocol OSPF, yaitu gabungan dari beberapa router IR (Internal Routing). Area memudahkan kita dalam memanajemen jaringan besar OSPF. Struktur satu area tidak terlihat dari area lainnya. OSPF area ditulis dalam 32-bit atau seperti IP address (0.0.0.0 – 255.255.255.255). Dalam satu AS, area ID harus unik.


TOPOLOGI



KONFIGURASI


1. Untuk memulai lab kali ini pastikan semua ruter sudah memiliki ip address masing masing sesuai dengan topology. Buat ip address pada masing masing router

  • R-1.


  • R-2.



  • R-3.



  • R-4.


2. Selanjutnya lakukan konfigurasi IP address pada setiap PC dan pastikan setiap PC terhubung dengan gatewaynya.

  • PC1 menggunakan IP address 192.168.1.2 dengan gateway 192.168.1.1, dan sudah terhubung dengan gatewaynya.



  • PC2 menggunakan IP address 192.168.2.2 dengan gateway 192.168.2.1, dan sudah terhubung dengan gatewaynya.



  • PC3 menggunakan IP address 192.168.3.2 dengan gateway 192.168.3.1, dan sudah terhubung dengan gatewaynya.



  • PC4 menggunakan IP address 192.168.4.2 dengan gateway 192.168.4.1, dan sudah terhubung dengan gatewaynya.


3. Lalu setelah membuat ip address hal pertama yang kita lakukan untuk konfigurasi ospf adalah menambahkan router id pada setiap router, hal ini untuk identitas masing masing router pada jaringan ospf.

 Karena pada satu jaringan ospf kita tidak bisa menggukan router id yang sama.

 Jika diisi 0.0.0.0, maka router akan otomatis menggunakan IP terbesar yang ada pada interface. Biasanya router-id diisi alamat loopbacknya (interface bridge).

  • Router-id pada R-1 adalah 1.1.1.1.



  • Router-id pada R-2 adalah 2.2.2.2.



  • Router-id pada R-3 adalah 3.3.3.3.



  • Router-id pada R-4 adalah 4.4.4.4.



4. Selanjutnya tambahkan area baru dengan menambahkan nama area dan area-id. Nilai area-id antar router harus sama jika mereka masi dalam 1 area yang sama supaya routing ospf dapat berjalan.

  • R-1 dengan nama area1 dan nilai area-id adalah 0.0.0.1

  • R-2 dengan nama area1 dan nilai area-id adalah 0.0.0.1

  • R-3 dengan nama area1 dan nilai area-id adalah 0.0.0.1

  • R-4 dengan nama area1 dan nilai area-id adalah 0.0.0.1


5. Selanjutnya konfigurasi LSA (Link State Advertisement) dengan mendaftarkan network yang ada pada masing-masing router ke dalam area1. Hal ini bertujuan supaya router saling mengenal network yang ada di dalam jarungan tersebut

  • R-1.



  • R-2.



  • R-3.



  • R-4.



6. Kemudian cek adjacency dengan melihat state pada tabel neighbor pada Router (R-4). Pastikan statenya adalah full, yang artinya konfigurasi OSPF sudah berjalan.



7. Lalu cek juga tabel route pada Router (R-4). Jika diperhatikan, router secara otomatis akan menambahkan rule routing dengan flag ADo (Active, Dynamic, ospf).



8. Selanjutnya lakukan pengecekan pada tabel LSA. LSA adalah tabel informasi yang digunakan oleh OSPF untuk membuat tabel routing. Pada OSPF single area terdapat 2 type LSA, yaitu type 1 dan type 2. LSA type 1 akan dibuat oleh setiap router, sedangkan type 2 hanya dibuat oleh router DR.



9. Lakukan pengecekan LSA type 1 secara detail. Disini, terdapat 1 stub dan 2 transit. Stub adalah end device atau tidak terhubung dengan router lain, sedangkan transit adalah yang terhubung dengan router lain.



10. Lakukan juga pengecekan LSA type 2 secara detail. 



11. Selanjutnya lakukan pengujian dengan ping dari PC1 ke PC2, PC3, dan PC4. Pastikan hasilnya reply.



Dengan begini konfigurasi ospf singgle area yang kita buat sudah berhasil. 


Jika ada salah kata dalam pengetikan mohon di maafkan dan jika ada yang kurang dari penjelasan di atas kalian bisa komen dibawah. Terimakasih



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Bottom Ad [Post Page]